
Panduan 7 Kbiasaan Anak Indonesia Hebat
KANGJO.INFO, Kelua Tabalong Kalimantan Selatan. Bangun pagi adalah aktivitas seseorang untuk bangun dari tidur pada waktu pagi hari, biasanya antara pukul 04.00 hingga 06.00.
Bangun pagi penting dilakukan oleh murid karena bisa mening- katkan konsentrasi dan fokus, dengan bangun pagi mereka dapat mempersiapkan segala aktivitas dengan optimal.
Rutinitas bangun pagi yang konsisten dapat membantu murid untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Murid yang bangun pagi, sering kali memiliki waktu untuk melakukan aktivitas produktif seperti beribadah, sarapan, belajar, dan berolahraga. Selain itu, bangun pagi dapat mengurangi risiko depresi dan kecemasan.
Kebiasaan bangun pagi dapat membentuk disiplin diri dan tanggung jawab murid, sehingga mendukung kesuksesan akademik dan me- nguatkan karakter mereka.
Meningkatkan kedisiplinan dengan mematuhi waktu yang telah ditentukan, dilakukan dengan rasa tanggung jawab, dan berkelanjutan.
Meningkatkan kemampuan mengelola waktu yang di- gunakan dalam melakukan hal-hal penting, membentuk kebiasaan yang teratur, dan memberi ruang untuk melakukan evaluasi diri.
Meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dan me- lawan godaan untuk bermalas-malasan.
Meningkatkan keseimbangan jiwa dan raga sehingga tubuh dan pikiran menjadi segar melalui berbagai aktivitas yang dapat dilakukan di pagi hari.
Mendukung kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.
Mendukung kesehatan fisik, mental, dan pola hidup yang lebih teratur pada anak usia dini.
Membentuk jam biologis teratur anak sejak dini. Jam biologis atau siklus bangun-tidur-beraktivitas yang teratur membuat tubuh anak memiliki jadwal relatif stabil untuk makan, bermain, dan tidur sehingga membantu menjaga kesehatan tubuh dan mental.
4. Cara Penerapan Kebiasaan Bangun Pagi
Membuat rutinitas pagi di sekolah
Tawarkan beberapa aktivitas menarik di pagi hari, misalnya: gerak bersama dengan diiringi lagu (Bangun Pagi) (http://bit.ly/lagubangunpagi), olahraga pagi bisa dengan senam pagi Anak lndonesia Hebat (http://bit.ly/senamAIH), sesi membaca, mengenalkan permainan tradisional, dan aktivitas lain yang mendukung kegiatan belajar di kelas.
Membangun kesadaran
Adakan sesi diskusi di kelas tentang manfaat bangun pagi. Ajak murid untuk berbagi pengalaman mereka dan men- diskusikan bagaimana kebiasaan ini dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Gunakan video, artikel, atau presentasi yang menjelaskan dampak positif dari bangun pagi.
Memberikan aktivitas yang menarik
Berikan aktivitas menarik yang harus diselesaikan di pagi hari, seperti membuat ringkasan buku favorit murid atau membuat jurnal kebiasaan pagi.
Memberikan contoh yang baik
Melibatkan murid untuk mempresentasikan kisah sukses dari tokoh-tokoh terkenal yang memiliki kebiasaan ba- ngun pagi, serta bagaimana hal itu berkontribusi pada kesuksesan mereka. Misalnya tokoh-tokoh terkenal yang menjadi idola anak seperti atlet olahraga, influencer, ataupun tokoh nasional.
Menciptakan lingkungan yang mendukung
Melibatkan murid untuk ikut berpartisipasi dalam men- ciptakan ruang kelas yang nyaman dan menyenangkan. Misalnya: piket kebersihan secara bergiliran, lomba kelas bersih dan lainnya.
Mendorong keterlibatan orang tua
Menjalin komunikasi dengan orang tua. Misalnya dengan mengadakan sesi pertemuan dengan orang tua murid atau mengirim surat himbauan tentang informasi bangun pagi, membagikan tips bangun pagi untuk anak, dan lainnya.
5. Peran Guru
Teladan
- Memberikan contoh datang lebih awal untuk menyapa
- Mengikutisenam pagi
- Memulaiaktivitas kelas dengan energi
Pembimbing
- Menjelaskan manfaat bangun pagi dengan bahasadan cara yang mudah dipahami. Bila diperlukan dapat menggunakan ilustrasi yang menarik.
- Mengajak berdiskusi tentang pentingnya mengelola waktu, seperti waktu tidur malam.
- Menciptakan suasana di kelas terasa nyaman dan menggembirakan untuk murid.
Motivator
- Memotivasi murid untuk terbiasa bangun pagi setiap
- Memberikanapresiasi kepada murid yang datang tepat waktu atau mengikuti kegiatan pagi dengan semangat. Misalnya: pemilihan murid yang datang paling pagi.
Evaluator
- Berkolaborasi dengan orang tua/wali tentang upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kebiasaan bangun pagi.
- Menandatangani formulir pemantauan yang telah diisi oleh orang tua/wali.
6. Peran Satuan Pendidikan
Menetapkan Kebijakan
- Menetapkan tata tertib datang tepat waktu ke sekolah bagi semua warga sekolah.
- Membuat prosedur operasional standar (POS) pe- nyambutan kedatangan murid di pagi hari.
- Mengembangkan dan menerapkan sistem apresiasi bagi murid yang telah menerapkan kebiasaan bangun
- Deklarasi bersama orang tua/wali agar turut aktif membimbing dan memantau penerapan kebiasaan bangun pagi di rumah.
Edukasi dan Sosialisasi
- Mengundang narasumber yang berasal dari unsur guru, orang tua, alumni, atau pakar untuk memberikan pemahaman tentang manfaat dan cara menerapkan kebiasaan bangun pagi kepada orang tua/wali, murid, dan warga sekolah.
- Membuat poster atau media publikasi lainnya tentang manfaat kebiasaan bangun pagi yang disebarluaskan melalui media sosial atau di sekitar lingkungan satuan
Beribadah
Definisi
Pengabdian, penghormatan, dan ketaatan kepada Tuhan sesuai ajaran agama dan kepercayaan.
Manfaat Beribadah
- Mendekatkanhubungan individu kepada
- Meningkatkannilai-nilai etika, moral, spiritual, dan
- Meningkatkanpemahaman tujuan hidup dan arah yang
- Meningkatkankebersamaan dan
- Meningkatkankapasitas diri secara
Cara Penerapan Kebiasaan Beribadah
- MetodeBermain: Lagu dan permainan
- Lingkungan Mendukung: Ruang ibadah dan pengajaran yang mudah dipahami.
- Apresiasi:Pujian dan hadiah
- KisahReligius: Cerita terkait nabi, tokoh agama, atau dongeng tentang religius.
- RutinitasHarian: Menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari.
- Pelibatan Orang Tua: Bimbingan melalui cerita dan
Pentingnya Kebiasaan Beribadah
- Memperkuatspiritual dan nilai
- Membersihkanhati, meningkatkan kesehatan mental dan karakter.
- Ibadah bukan sekadar ritual, tetapi berdampak pada perilaku sehari-hari.
Peran Guru
- Teladan: Konsisten beribadah, mengaitkan nilai agama dengan aktivitas kelas.
- Pembimbing: Menjelaskan manfaat ibadah dengan cara menarik.
- Motivator: Memberikan apresiasi atas kebiasaan beribadah.
- Evaluator: Berkolaborasi dengan orang tua untuk pemantauan.
- Kebijakan:Doa sebelum pembelajaran, ekstrakurikuler keagamaan, dan penghargaan.
- Edukasidan Sosialisasi: Narasumber, media publikasi, dan lomba keagamaan.
- Saranadan Prasarana: Fasilitas ibadah yang mudah
Beribadah adalah bentuk pengabdian, penghormatan, dan ke- taatan seseorang kepada Tuhan sesuai dengan ajaran agama atau kepercayaan yang dianutnya.
Beribadah dapat memperkuat hubungan spiritual dengan Tuhan sehingga memberikan ketenangan hati yang membuat kesehatan mental dan pembentukan karakter semakin baik. Selain itu, ber- ibadah dapat membangun hubungan sosial yang positif, menjalani hidup yang lebih bermakna dan penuh berkah.
Mendekatkan hubungan individu kepada Tuhan, mengakui keberadaan dan kekuasaan Tuhan, serta membangun hubungan yang penuh syukur, cinta, dan penghormatan.
Meningkatkan nilai-nilai etika, moral, spiritual, dan sosial. Ibadah bukan sekedar ritual, tetapi juga membentuk karakter yang baik dengan menjalankan kebaikan dan menjauhi perbuatan buruk.
Meningkatkan pemahaman tujuan hidup dan arah yang bermakna. Ibadah memberi kita waktu untuk merenung, introspeksi, dan memfokuskan pikiran pada hal-hal yang lebih penting. Sehingga membantu kita untuk menyusun prioritas dan membuat keputusan arah hidup yang lebih bijaksana.
Meningkatkan kebersamaan dan solidaritas. Ibadah tidak hanya menghubungkan kita dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama tanpa memandang status sosial atau latar belakang. Ibadah menjadikan kita lebih peduli, dekat, dan berbagi dalam menjalani hidup dengan lingkungan sekitar.
Meningkatkan kapasitas diri secara berkelanjutan. Ibadah adalah upaya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, karena setiap bentuk ibadah melibatkan proses pembelajaran, perbaikan diri, dan pengembangan karakter yang terus-menerus.
4. Cara Penerapan Kebiasaan Beribadah
Mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam pembelajaran. Gunakan studi kasus yang relevan dengan nilai-nilai agama. Diskusikan bagaimana tokoh-tokoh agama atau sejarah menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka.
Menciptakan lingkungan yang mendukung ibadah, murid dapat beribadah dengan nyaman sesuai agama, keyakinan, dan kepercayaan yang dianutnya. Misalnya: tersedianya ruang untuk sholat, berdoa, meditasi, atau kegiatan keagamaan lainnya. Murid dapat diingatkan untuk melakukan ibadah tepat waktu melalui pengumuman atau bel tanda pengingat waktu beribadah.
Kegiatan keagamaan yang menarik. Bentuk organisasi keagamaan di sekolah. Ajak murid untuk berpartisipasi dalam kegiatan seperti diskusi agama, kajian kitab suci, atau kegiatan sosial yang berlandaskan nilai-nilai agama.
Serta rayakan hari-hari besar agama dengan kegiatan yang mendidik dan menyenangkan. Libatkan murid dalam perencanaan dan pelaksanaan acara tersebut.
Memberikan motivasi dan inspirasi, ceritakan kisah-kisah inspiratif para tokoh agama, tokoh nasional, atau figur publik yang memiliki komitmen kuat terhadap ibadah. Murid dapat terinspirasi dan termotivasi melaksanakan ibadah.
Kolaborasi dengan orang tua dan tokoh agama. Libatkan orang tua dalam mendukung rutinitas ibadah murid. Berikan informasi tentang kegiatan ke- agamaan di sekolah dan pentingnya peran orang tua agar rutinitas ibadah terus berjalan saat di rumah.
Undang tokoh agama untuk memberikan ceramah atau bimbingan kepada murid. Ini dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan mendalam tentang agama. Selain itu, berikan penghargaan kepada murid yang menunjukkan peningkatan dalam rutinitas ibadah mereka.
Gunakan lagu-lagu tentang Beribadah, seperti lagu “Sebelum Makan” (http://bit.ly/lagusebelummakan).
5. Peran Guru
Teladan
- Membiasakandiri untuk beribadah yang
- Selalumenghubungkan setiap aktivitas di kelas dengan nilai-nilai keagamaan.
Pembimbing
- Menjelaskan lebih mendalam mengenai pentingnya ibadah dalam kehidupan sehari-hari dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami.
- Membimbingmurid untuk melakukan rutinitas
- Membantu murid memahami nilai-nilai agama dengan cara yang menyenangkan.
- Mengajarkan nilai-nilai ibadah dalam konteks kegiatan sehari-hari menggunakan berbagai media kreatif.
- Menjelaskan bahwa ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh rasa syukur dapat membantu murid meraih prestasi di sekolah.
- Mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam mata pelajaran yang diajarkan.
Motivator
- Memotivasi peserta didik untuk terbiasa beribadah sesuai dengan agama, keyakinan, dan kepercayaan.
- Memberikan apresiasi ketika peserta didik terlibat dalam kegiatan beribadah.
Evaluator
- Menandatangani formulir pemantauan yang telah diisi oleh orang tua/wali.
- Berkolaborasi dengan orang tua/wali tentang upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kebiasaan
6. Peran Satuan Pendidikan
Menetapkan Kebijakan
- Menetapkan kebijakan berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing sebelum memulai pem- belajaran.
- Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan kegiatan keagamaan seperti pesantren kilat, ceramah keagamaan, membaca dan/atau menulis kitab suci, dan buku-buku keagamaan, retret, dan kegiatan keagamaan lainnya.
- Mengembangkan dan menerapkan sistem peng- hargaan bagi murid yang telah menerapkan kebiasaan beribadah dengan baik.
- Bekerjasama dengan orang tua/wali untuk turut aktif membimbing dan memantau penerapan kebiasaan beribadah di rumah.
Edukasi dan Sosialisasi
- Mengundang narasumber dari unsur guru, orang tua, alumni,pemuka agama, atau pakar untuk menjelaskan tentang manfaat dan cara menerapkan kebiasaan beribadah kepada orang tua/wali, murid, dan warga
- Membuat media publikasi tentang manfaat kebiasaan beribadah yang disebarluaskan melalui media sosial atau di sekitar lingkungan satuan pendidikan.
- Membuat kegiatan lomba keagamaan di satuan
Sarana dan Prasarana
Menyediakan fasilitas beribadah atau perangkat beribadah sesuai dengan agama, keyakinan, dan kepercayaan yang mudah diakses oleh murid. Memastikan lingkungan di satuan pendidikan mendukung seluruh kegiatan ke- agamaan.
Berolahraga
Definisi
Aktivitas fisik untuk kebugaran, kesehatan, dan kualitas hidup.
Manfaat Berolahraga
- Menjagakesehatan fisik dan mendukung kesehatan mental.
- Menjagakebugaran
- Meningkatkanpotensi diri, baik secara fisik, mental, maupun sosial.
- Meningkatkan nilai
Cara Penerapan Kebiasaan Berolahraga
- Mengadakankompetisi olahraga dan kegiatan rutin seperti senam pagi atau jalan sehat.
- Menceritakan kisah inspiratif atlet untuk memotivasi murid.
- Melibatkanorang tua dalam kebiasaan berolahraga di rumah.
- Memperkenalkan berbagai jenis olahraga agar lebih menarik.
Pentingnya Kebiasaan Berolahraga
Menjaga keseimbangan antara pendidikan, kehidupan sosial, dan kesehatan.
- Membantutubuh tetap aktif dan bugar untuk menjalani kehidupan lebih baik.
- Olahragameningkatkan kualitas hidup secara
- Teladan:Membiasakan diri berolahraga dan berpartisipasi dalam kegiatan fisik bersama
- Pembimbing:Menyusun jadwal olahraga rutin, membina klub olahraga, dan mengajak murid mencatat aktivitas olahraga.
- Motivator:Mendorong kebiasaan berolahraga
dan memberikan apresiasi kepada murid.
- Evaluator: Memantau kebiasaan olahraga muridserta berkolaborasi dengan orang tua.
- Kebijakan:Mewajibkan senam pagi minimal dua kali seminggu dan memberikan apresiasi bagi murid yang aktif berolahraga.
- Edukasi: Mengadakan sosialisasi dan mengundang narasumberuntuk menjelaskan manfaat
- Sarana dan Prasarana: Menyediakan fasilitas olahraga yang memadai dan bisa digunakan di luar
jam pelajaran.
Berolahraga adalah aktivitas fisik yang dilakukan untuk mening- katkan kebugaran tubuh, menjaga kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup.
Olahraga yang teratur dapat membuat kita merasa lebih sehat dan lebih bugar, yang secara langsung meningkatkan kualitas hidup kita. Olahraga penting untuk menjaga keseimbangan antara pendidikan, kehidupan sosial, dan kesehatan tubuh. Melalui olahraga, kita menjaga agar tubuh tetap aktif dan bugar, sehingga mampu menjalani kehidupan dengan lebih baik.
Menjaga kesehatan fisik dan mendukung kesehatan mental. Berolahraga dapat mengurangi stres, kecemasan, dan meningkatkan kualitas pikiran, serta menciptakan harmoni antara tubuh dan pikiran.
Menjaga kebugaran tubuh. Tubuh adalah karunia Tuhan yang perlu dijaga dan dikembangkan potensinya secara maksimal.
Meningkatkan potensi diri, baik secara fisik, mental, maupun sosial yang mendukung kesuksesan dalam ber- bagai aspek kehidupan.
Meningkatkan nilai sportivitas. Nilai sportivitas meng- ajarkan sikap yang menjunjung tinggi kejujuran dan ke- adilan.
4. Cara Penerapan Kebiasaan Berolahraga
Mengadakan kegiatan olahraga yang menarik seperti kompetisi dan turnamen yang diselenggarakan sekolah maupun mengikuti kompetisi di luar sekolah.
Menetapkan kegiatan olahraga bersama, seperti senam pagi, jalan sehat, atau olahraga tim.
Kelas cerita inspiratif, ceritakan kisah-kisah inspiratif tentang atlet atau tokoh olahraga yang berhasil.
Kolaborasi dengan orang tua, libatkan orang tua dalam mendukung kegiatan olahraga murid. Kirimkan informasi tentang kegiatan olahraga di sekolah dan sosialisasikan kepada orang tua agar kegiatan olahraga rutin dilakukan saat di rumah.
Menciptakan program olahraga yang variatif, perkenalkan juga kegiatan olahraga lain seperti yoga, tari, atau panah, untuk menarik minat murid terhadap berbagai jenis olahraga.
Gunakan lagu-lagu tentang Berolahraga, seperti lagu “Ayo Olahraga!” (http://bit.ly/laguayolahraga.)
5. Peran Guru
Teladan
- Membiasakandiri untuk
- Mempraktikkankebiasaan olahraga yang
- Terlibatsenam bersama di pagi
- Menumbuhkansemangat dan
Pembimbing
- Memberikanpenjelasan tentang pentingnya berolah- raga dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami.
- Mengatur jadwal kegiatan olahraga rutin di sekolah, seperti peregangan singkat atau latihan ringan selama beberapa menit sebelum memulai pelajaran.
- Membinaklub olahraga atau ekstrakurikuler di
- Mengajak murid untuk melakukan kegiatan jalan atau lari santai bersama di lingkungan sekolah.
- Mengajak murid untuk membuat catatan kebugaran pribadi atau jurnal olahraga yang berisi aktivitas yang dilakukan, pencapaian, dan perasaan setelah ber-
- Memberipilihan olahraga kompetitif untuk mengasah sportifitas dan olahraga non-kompetitif seperti yoga atau latihan kekuatan ringan untuk mengasah fokus
Motivator
- Memotivasimurid untuk terbiasa
- Memberikanapresiasi kepada murid setelah ber-
Evaluator
- Memperhatikan kebiasaan olahraga yang dilakukan murid di sekolah.
- Berkolaborasi dengan orang tua/wali tentang upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kebiasaan
- Menandatangani formulir pemantauan yang telah diisi orang tua.
6. Peran Satuan Pendidikan
Menetapkan Kebijakan
- Melaksanakan senam pagi Anak lndonesia Hebat (http://bit.ly/senamAIH) minimal dua kali dalam se- minggu, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan
- Mengembangkan dan menerapkan sistem apresiasi bagi murid yang telah menerapkan kebiasaan ber-
- Bekerja sama dengan orang tua/wali untuk turut aktif membimbing dan memantau penerapan kebiasaan
Edukasi dan Sosialisasi
- Mengundangnarasumber dari unsur guru, orang tua, alumni, atau pakar untuk menjelaskan tentang manfaat dan cara menerapkan kebiasaan berolahraga kepada orang tua/wali, murid, dan warga sekolah.
- Membuat media publikasi lainnya tentang manfaat kebiasaan berolahraga yang disebarluaskan melalui media sosial atau di sekitar lingkungan satuan pen-
- Mengadakankompetisi olahraga antar kelas atau antar sekolah, seperti turnamen futsal, bola basket, voli, atau olahraga lainnya yang sesuai dengan usia murid dan dapat diikuti oleh mereka.
Sarana dan Prasarana
- Menyediakan fasilitas berolahraga yang memadai dan mudah diakses.
- Menyediakan fasilitas bermain yang menarik dan mudah diakses, seperti bola, net, atau alat latihan lainnya. Izinkan murid menggunakan fasilitas olahraga sekolah setelah jam pelajaran atau saat istirahat.
Makan Sehat dan Bergizi
Definisi
- Pola makan teratur dengannutrisi lengkap dan seimbang.
- Mendukung kesehatan fisik dan mental.
Manfaat Makan Sehat dan Bergizi
- Menjagakesehatan fisik sebagai investasi jangka
- Memaksimalkanpotensi tubuh dan
- Menjaga tubuh tetap sehat sebagai tanggung jawab
- Meningkatkan
Cara Penerapan Kebiasaan Makan Sehat dan Bergizi
- EdukasiGizi: Diskusi, video,
- TantanganMakan Sehat: Misalnya “7 Hari Sarapan Sehat”.
- BekalSehat: Sesi berbagi menu
- IntegrasiPelajaran: Mengajarkan nutrisi dalam IPA atau Penjaskes.
- KantinSehat: Menyediakan pilihan makanan
- DemoMemasak: Kegiatan memasak makanan
- PeranOrang Tua: Sosialisasi melalui webinar, grup diskusi, atau himbauan.
- KampanyeKreatif: Menggunakan lagu atau media sosial
Pentingnya Kebiasaan Makan Sehat dan Bergizi
- Mendukungpertumbuhan dan daya tahan
- Meningkatkanenergi dan
- Membentuk kebiasaan disiplin dalam memilih makanan sehat.
- Menunjangkesuksesan akademik dan karakter
- Teladan:Memberi contoh makan sehat.
- Pembimbing: Mengajarkan nutrisi dan cara memilih makanan sehat.
- Motivator: Memberikan apresiasi kepada siswa yang rutin makan sehat.
- Evaluator:Bermitra dengan orang tua untuk pemantauan.
Peran Satuan Pendidikan
- Kebijakan:Menetapkan kebijakan makan
- Edukasi: Mengundang narasumber untuk edukasi
- Sarana dan Prasarana: Menyediakan fasilitas dan lingkungan yang mendukung kebiasaan makan
sehat.
Makan sehat dan bergizi adalah pola makan teratur dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi lengkap dan seimbang untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga men- dukung kesehatan fisik dan mental.
Makan sehat dan bergizi sangat penting bagi murid karena da-pat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta me- ningkatkan daya tahan tubuh. Dengan asupan gizi yang seimbang, murid dapat memiliki energi yang cukup untuk menjalani aktivitas sehari-hari dengan optimal.
Kebiasaan makan sehat dan bergizi dapat membentuk disiplin dalam memilih makanan yang baik bagi tubuh, sehingga membantu murid untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga pola hidup sehat. Tubuh yang sehat dan kuat, dapat membuat produktif dalam belajar, berolahraga, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sehingga mendukung kesuksesan akademik dan menguatkan karakter mereka.
Menjaga kesehatan fisik sebagai investasi jangka panjang. Kita berinvestasi pada masa depan yang bebas dari penyakit dan ketergantungan pada obat-obatan jang- ka panjang.
Memaksimalkan potensi tubuh dan pikiran. Gizi yang baik dan nutrisi yang cukup membuat tubuh anak lebih kuat, meningkatkan konsentrasi, dan mendukung produktivitas.
Menjaga tubuh tetap sehat sebagai tanggung jawab individu. Anak diajarkan untuk mengambil makanan sesuai porsi dan kebutuhan agar terhindar dari pemborosan, belajar bertanggung jawab terhadap sumber daya yang tersedia.
Meningkatkan kemandirian. Kebiasaan ini mengajarkan anak untuk memilih sendiri dan mengkonsumsi makanan sehat yang mempengaruhi energi, kesehatan, dan ke- sejahteraan tubuhnya; mengelola kebutuhan dasar tanpa selalu bergantung pada orang lain; terbiasa makan dan camilan sehat. Melibatkan anak dalam memilih bahan makanan sehat dan membuat kombinasi makanan seimbang mengajarkan keterampilan praktis untuk men- dukung kemandiriannya di masa depan.
4. Cara Penerapan Kebiasaan Makan Sehat dan Bergizi
Membiasakan anak untuk mengonsumsi makan sehat dan bergizi seimbang bukan hanya tugas orang tua, tetapi juga bisa didukung melalui kegiatan di sekolah. Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan:
Mengadakan program edukasi gizi, adakan sesi diskusi atau presentasi di kelas tentang pentingnya makanan sehat dan bergizi. Gunakan video, infografis, atau eksperimen sederhana untuk menunjukkan dampak makanan bergizi terhadap tubuh dan otak.
Membuat tantangan makan sehat, buat program tantangan makan sehat, misalnya “7 Hari Sarapan Sehat” di mana murid mencatat menu sarapan mereka setiap hari. Murid yang berhasil menyelesaikan tantangan bisa mendapatkan apresiasi.
Mengajak murid untuk membawa bekal sehat, dorong murid untuk membawa bekal sehat dari rumah. Guru dapat mengadakan sesi berbagi pengalaman di kelas, di mana murid bisa menjelaskan menu bekal sehat mereka.
Mengintegrasikan dengan mata pelajaran, dalam pela- jaran IPA atau Penjaskes, guru dapat menjelaskan nutrisi dalam makanan dan dampaknya terhadap kesehatan. Selain itu, bisa membuat media kampanye makan sehat atau menulis artikel tentang manfaat gizi seimbang.
Melibatkan kantin sekolah, bekerja sama dengan kantin sekolah agar menyediakan pilihan makanan yang lebih sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan minuman tanpa pemanis buatan.
Mengadakan demo makanan sehat, sekolah bisa mengadakan “demo makanan sehat” sekaligus mengajak pelajar untuk memasak makanan sehat bersama.
Melibatkan orang tua/wali, mengirimkan informasi ke- pada orang tua mengenai pentingnya makan sehat dan bagaimana mereka bisa membantu anak-anak memilih makanan bergizi di rumah. Bisa dalam bentuk surat himbauan, webinar, atau grup diskusi bersama orang tua.
Gunakan lagu-lagu tentang makan sehat dan bergizi,
seperti lagu “Makan Sehat, Kita Hebat” (http://bit.ly/lagumakansehatkitahebat.)
5. Peran Guru
Teladan
- Membiasakandiri untuk makan sehat dan
- Memberikan contoh langsung makan sehat danbergizi di kelas.
Pembimbing
- Menjelaskan manfaat makanan sehat dan bergizi dengan bahasa dan cara yang mudah dipahami.
- Mengajarkan tentang nutrisi, metabolisme, cara tubuh memproses makanan sehat dan kebutuhan nutrisi, dampak konsumsi gula berlebih, makanan cepat saji, dan makanan olahan pada kesehatan, dan dampak pada konsentrasi belajar.
- Mengajarkan cara membaca label nutrisi pada kemasan makanan.
- Menggunakancontoh nyata dalam
- Mengajak murid untuk kampanye makan sehat dan bergizi melalui media sosial.
Motivator
- Memotivasimurid untuk terbiasa makan sehat dan bergizi dengan menjelaskan bahwa makanan sehat dapat meningkatkan konsentrasi, energi, dan daya ingat, yang berpengaruh positif pada prestasi
- Memberikan apresiasi kepada murid yang terbiasa makan sehat dan bergizi secara konsisten.
Evaluator
- Bermitra dengan orang tua agar kebiasaan makan sehatberlanjut di rumah dan ketika menyediakan bekal untuk putra/putrinya.
- Menandatangani formulir pemantauan yang telah diisi orang tua/wali.
- Berkolaborasi dengan orang tua/wali tentang upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan im- plementasi makan sehat dan bergizi.
6. Peran Satuan Pendidikan
Menetapkan Kebijakan
- Mengembangkan dan menerapkan sistem apresiasi bagi murid yang telah menerapkan kebiasaan makan sehat dan bergizi.
- Bekerjasama dengan orang tua/wali untuk turut aktif membimbing dan memantau penerapan kebiasaan makan sehat dan bergizi di rumah.
Edukasi dan Sosialisasi
- Mengundangnarasumber dari unsur guru, orang tua, alumni, atau pakar untuk menjelaskan tentang manfaat dan cara menerapkan kebiasaan makan sehat dan bergizi atau membuat bekal sehat kepada orang tua/wali dan warga sekolah.
- Membuat media publikasi lainnya tentang manfaat kebiasaanmakan sehat dan bergizi yang disebarluaskan melalui media sosial atau di sekitar lingkungan satuan
- Menyelenggarakanberbagai aktivitas yang mendukung penerapan kebiasaan makan sehat dan bergizi.
Sarana dan Prasarana
- Bekerja sama pengelola kantin untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi dan memberi label atau stiker khusus pada makanan sehat di kantin untuk memudahkan murid mengenali pilihan makanan yang bergizi, seperti buah-buahan, jus segar tanpa gula tambahan, salad, dan camilan rendah gula dan garam.
- Menciptakanlingkungan satuan pendidikan yang
Gemar Belajar
DeṪnisi
Kebiasaan menambah pengetahuan, keterampilan, dan wawasan dengan senang, antusias, dan berkeinginan kuat.
Manfaat Gemar Belajar
- Pengembangan
- MenumbuhkanKreativitas dan
- MenemukanKebenaran dan
- MembentukKerendahan Hati dan
Cara Penerapan Kebiasaan Gemar Belajar
Menumbuhkanrasa ingin tahu dan membaca secara rutin.
- Membuatjadwal belajar yang
- Belajardengan metode yang menyenangkan.
- Bergabungdengan komunitas atau kelompok belajar.
- Memanfaatkanteknologi dan menetapkan tujuan belajar yang jelas.
- Mengembangkanpola pikir positif terhadap belajar.
Pentingnya Gemar Belajar
- Membantu perkembangan murid untuk mencapai
- Meningkatkankepercayaan diri dan daya
- Membukalebih banyak peluang di masa
- Teladan:Menjadi contoh dalam meningkatkan kompetensi.
- Pembimbing:Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, menarik, dan
- Motivator: Menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan
Evaluator: Berkolaborasi dengan orang tua untuk memantau perkembangan murid.
- Kebijakan: Menetapkan kebijakan untuk mendukungkebiasaan belajar.
- Edukasidan Sosialisasi: Edukasi dan sosialisasi mengenai manfaat belajar.
- Sarana dan Prasarana: Perpustakaan, fasilitas pendukungpembelajaran dan lingkungan belajar yang nyaman.
Gemar belajar adalah kebiasaan atau sikap seseorang untuk terus menambah pengetahuan, keterampilan, atau wawasan baru dengan rasa senang, antusias, dan berkeinginan kuat.
Kebiasaan gemar belajar penting karena membantu perkembangan murid untuk mencapai kesuksesan. Murid dapat memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan, dan lebih siap menghadapi tantangan.
Kebiasaan gemar belajar dapat mengasah kepercayaan diri dan daya juang murid. Karena membuat lebih adaptif dalam berbagai situasi, tidak takut gagal, atau memandang kegagalan sebagai sebuah proses pembelajaran.
Kebiasaan gemar belajar membuka lebih banyak peluang di masa depan, baik dalam pendidikan maupun karir karena murid yang gemar belajar lebih adaptif dan kreatif dalam menemukan solusi. Oleh karena itu, membangun kebiasaan gemar belajar sangat penting agar peserta dapat terus berkembang, berinovasi, dan menghadapi perubahan dengan lebih percaya diri.
3. Manfaat Kebiasaan Gemar Belajar
Pengembangan Diri. Murid yang gemar belajar selain pengetahuan dan keterampilannya akan bertambah, karakter mereka juga semakin kuat salah satunya ke- bijaksanaan yang dimiliki meningkat guna kompetensi diri lebih baik.
MenumbuhkanKreativitasdanImajinasi.Muridyanggemar belajar memiliki keberanian untuk bertanya, mencoba hal baru, berpikir di luar kebiasaan, mengeksplorasi ide-ide baru, menciptakan inovasi, dan menemukan solusi kreatif.
Menemukan Kebenaran dan Pengetahuan. Murid yang gemar belajar akan terbiasa untuk menemukan kebenaran dan pemahaman yang lebih dalam.
Membentuk Kerendahan Hati dan Empati. Murid yang gemar belajar akan menyadari bahwa ada banyak hal yang belum diketahui. Sikap ini membentuk kerendahan hati yang mengajarkan bahwa belajar adalah proses tanpa akhir dan tidak ada yang benar-benar sempurna atau tahu segalanya. Murid yang gemar belajar akan memiliki sikap empati dan lebih menghargai perbedaan.
4. Cara Penerapan Kebiasaan Gemar Belajar
Menumbuhkan rasa ingin tahu, dorong murid untuk selalu bertanya dan mencari tahu jawabannya dari berbagai macam sumber. Misalnya: buku, internet, diskusi, atau mengikuti seminar/webinar.
Membuat jadwal belajar, ajak murid untuk menyusun jadwal belajar yang rutin setiap hari. Misalnya: gunakan metode “tema harian” dimana hari Senin fokus ke mem- baca dan membuat ringkasan, Selasa latihan soal, Rabu menonton video edukasi, Kamis diskusi atau belajar kelompok, Jumat membuat peta pikiran (mind mapping),
Sabtu kuis seru, dan Minggu review dan santai.
Belajar dengan metode yang menyenangkan, ajak murid belajar dengan metode pembelajaran yang aktif dan kreatif. Misalnya: menonton video edukasi, peta pikiran (mind mapping), eksperimen langsung, diskusi, mengajar teman sebaya (peer teaching), dan gunakan beberapa aplikasi pembelajaran yang interaktif.
Bergabung dengan kelompok belajar, dorong murid untuk berdiskusi bertukar pemahaman atau mengikuti komunitas/kelompok belajar yang ada di sekolahnya. Misalnya: komunitas literasi, komunitas sains dan teknologi, komunitas matematika, komunitas debat, komunitas jurnalistik, komunitas koding, dan lainnya.
Membiasakan membaca, biasakan murid untuk membaca berbagai sumber bacaan dan minta mereka untuk men- catat poin-poin pentingnya. Misalnya: buku, artikel, jurnal, majalah, koran, dan lainnya.
Memanfaatkan teknologi, berikan kebebasan yang bertanggung jawab kepada murid untuk memanfaatkan teknologi, misalnya internet, untuk mencari informasi relevan dan terpercaya.
Menetapkan tujuan belajar yang jelas, berikan target yang jelas kepada murid ketika belajar. Misalnya: 1 minggu selesai 1 buku, 1 hari selesaikan 1 soal, atau 1 bulan menguasai chord gitar sebuah lagu.
Mengembangkan pola pikir positif terhadap belajar, murid perlu diberikan pemahaman bahwa belajar adalah sebuah kebutuhan, bukan sebuah beban. Angkat kembali motivasi murid ketika mengalami kegagalan. Tanamkan bahwa kegagalan adalah sebuah proses dan bukan akhir dari segalanya
Gunakan lagu-lagu tentang Gemar Belajar, seperti lagu “Ayo Semangat Belajar” (http://bit.ly/laguayosemangatbelajar.)
5. Peran Guru
Teladan
- Membiasakan diri untuk meningkatkan kompetensi sebagai guru.
- Memberi contoh langsung yang dilakukan dalam pembelajaran di kelas.
Pembimbing
- Membuat jadwal waktu belajar yang konsisten setiap
- Mengenali minat dan potensi murid sehingga di- sesuaikan metode pembelajarannya dengan keunikan masing-masing murid.
- Menghubungkan konsep-konsep pelajaran dengan hal-hal yang dialami sehari-hari.
- Menggunakan metode pembelajaran yang beragam, menyenangkan dan interaktif.
- Menggunakan alat peraga dan media visual yang
- Mengajarkanmurid cara belajar yang
- Membantumurid mengatasi kesulitan dalam memahami suatu materi pelajaran.
- Menggunakan pendekatan belajar yang bertahap dan
- Memberi kesempatan untuk bereksplorasi dengan alat peraga atau mainan edukatif sesuai minatnya.
- Memberikan aktivitas yang menantang dan bervariasi dengan tingkat kesulitan meningkat secara bertahap berikan kebebasan kepada murid untuk memilih
- Meminta murid menuliskan apa yang telah dipelajari, apa yang menarik, dan apa yang ingin diketahui lebih
- Membuat sesi diskusi yang memfasilitasi murid untuk berbagi pendapat, belajar dari satu sama lain, dan memahami sudut pandang yang berbeda.
Motivator
- Menyetel video dan lagu yang sesuai dengan topik
- Membuat lingkungan kelas yang aman, nyaman dan
- Memotivasimurid untuk bertanya, menganalisis, dan memberikan pendapat tentang topik yang dipelajari.
- Memberikan apresiasi kepada murid ketika berhasil menyelesaikan tugas atau mencoba sesuatu yang
Evaluator
- Menandatangani formulir pemantauan yang telah diisi oleh orang tua/wali.
- Berkolaborasi dengan orang tua/wali tentang upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kebiasaan gemar belajar.
6. Peran Satuan Pendidikan
Menetapkan Kebijakan
- Menyediakan ekstrakurikuler karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KlR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan
- Mengembangkan dan menerapkan sistem peng- hargaan bagi murid yang telah menerapkan kebiasaan gemar belajar.
- Bekerjasama dengan orang tua/wali untuk turut aktif membimbing dan memantau penerapan kebiasaan gemar belajar di rumah.
Edukasi dan Sosialisasi
- Membuat media publikasi lainnya tentang manfaat kebiasaan gemar belajar yang disebarluaskan melalui media sosial atau dipublikasikan di sekitar lingkungan satuan pendidikan.
- Mengundang narasumber dari unsur guru, orang tua, alumni,atau pakar untuk menjelaskan tentang manfaat dan cara menerapkan kebiasaan gemar belajar kepada orang tua/wali, murid, dan warga sekolah.
- Mengadakan kelas Inspirasi untuk memberikan gambaran profesi yang ada.
- Melibatkanmurid pada berbagai aktivitas lomba atau kompetisi di dalam dan di luar sekolah yang mendukung penerapan kebiasaan gemar belajar.
Sarana dan Prasarana
- Menyediakan perpustakaa, pojok literasi, pojok baca, atau buku-buku bacaan..
- Menyediakanfasilitas lainnya yang mendukung penerapan kebiasaan gemar belajar.
- Menciptakanlingkungan yang nyaman untuk men- dukung murid gemar belajar di satuan pendidikan.
Bermasyarakat
Definisi
Interaksi sosial, kerja sama, dan keterlibatan dalam kegiatan sosial, budaya, atau lingkungan.
Manfaat Kebiasaan Bermasyarakat
- Menumbuhkembangkannilai gotong royong dan kerja sama.
- Menumbuhkembangkannilai saling menghormati dan
- Menumbuhkembangkannilai keadilan dan
- Meningkatkanrasa tanggung jawab terhadap
- Menciptakan
Cara Penerapan Kebiasaan Bermasyarakat
- Pembelajaranberbasis praktik dan interaksi
- Aktivitassosial seperti bakti sosial dan gotong
- Refieksimanfaat interaksi sosial melalui permainan
- Menciptakanlingkungan yang mendukung dengan partisipasi
- Melibatkanorang tua dalam mendukung kebiasaan
- PermainanTradisional sebagai Sarana Interaksi
- Beribadahdi Tempat
Pentingnya Kebiasaan Bermasyarakat
- Kebiasaan ini membentuk karakter murid, meningkatkan empati, kerja sama, dan tanggung jawab sosial.
Peran Guru
- Teladan:Menunjukkan perilaku positif
- dalam
Pembimbing: Mengajak murid dalam
- kegiatan
- Motivator: Mendorong murid untuk aktif dalam komunitas.
Evaluator: Berkolaborasi dengan orang tua untuk pemantauan perkembangan murid.
Peran Satuan Pendidikan
Kebijakan:Menetapkan kebijakan dan program mentoring dan mengembangkan sistem penghargaan bagi murid yang aktif bermasyarakat.
- Kolaborasi: Melibatkan murid dalam kegiatan kebersihan lingkungan.
- Edukasidan Sosialisasi: Mengadakan edukasi dan sosialisasi melalui narasumber dan media
Bermasyarakat adalah kebiasaan individu yang saling berinteraksi, bekerja sama, dan berperan sosial serta terlibat dalam kegiatan sosial, budaya, atau lingkungan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dan saling mendukung.
Aktivitas bermasyarakat penting dilakukan oleh murid karena dapat membantu meluangkan waktu yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan. Aktivitas bermasyarakat gotong royong membantu sesama, kesadaran saling memberi, membangun kerja sama yang baik, kepedulian pada lingkungan dan aktif berkontribusi pada
kegiatan yang diselenggarakan satuan pendidikan.
Mengajarkan kebiasaan bermasyarakat kepada murid, membantu membentuk karakter mereka dalam bertanggung jawab dan menghargai individu lain, memunculkan rasa empati, memahami nilai kesetaraan bagi sesama, dan menumbuhkan kemampuan interpersonal.
3. Manfaat Kebiasaan Bermasyarakat
Menumbuhkembangkan Nilai Gotong Royong dan Kerja Sama. Manusia hidup berdampingan untuk saling mem- bantu dan meringankan beban satu sama lain agar tercapai tujuan bersama.
Menumbuhkembangkan Nilai Saling Menghormati dan Toleransi. Bermasyarakat mengharuskan setiap individu menghormati keberagaman dalam keyakinan, budaya, dan nilai. Hal ini mengajarkan pentingnya toleransi untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, di mana setiap orang dapat hidup dengan damai meskipun memiliki perbedaan.
Menumbuhkembangkan Nilai Keadilan dan Kesetaraan. Setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan perlakuan yang adil, tanpa diskriminasi, dan memiliki kesempatan yang sama.
Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab terhadap Ling- kungan. Setiap individu tidak hanya bertanggung jawab
atas kesejahteraan diri sendiri, tetapi juga harus peduli pada kesejahteraan bersama dan kelestarian lingkungan. Masyarakat dapat hidup berkelanjutan dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang dengan menghargai alam dan memperhatikan lingkungan sekitar.
Menciptakan Kegembiraan. Bermasyarakat dapat men- ciptakan suasana yang ceria, kegiatan yang kreatif, dan pendekatan yang inklusif, kebiasaan ini dapat menjadi pengalaman yang tidak hanya bermanfaat bagi komunitas, tetapi juga memberikan rasa kebahagiaan dan kebanggaan bagi setiap individu yang terlibat.
4. Cara Penerapan Kebiasaan Bermasyarakat
Wujudkan kegiatan pembelajaran berbasis praktik yang melibatkan murid
Pembelajaran berbasis praktik dapat membantu murid menemukan permasalahan di sekitar mereka dan mencari solusi sesuai dengan kontribusi jenjang usia mereka. Con- tohnya, bergotong-royong membersihkan kelas bersama.
Tingkatkan kemampuan anak untuk berinteraksi sosial Ciptakan aktivitas yang melibatkan kerja sama antar murid melalui tugas belajar berkelompok yang memungkinkan murid untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar se- kolah. Hal ini akan mengasah kemampuan murid untuk semakin peka dengan lingkungan sekitar, sekaligus memperkuat nilai empati.
Ciptakan dan libatkan anak di dalam aktivitas sosial Aktivitas sosial dapat membantu membentuk karakter sosial dan empati bagi murid. Bentuk aktivitas sosial bisa berupa: bermain dan belajar bersama saat mengunjungi panti asuhan, melibatkan murid untuk melakukan bakti sosial.
Refleksi manfaat bermasyarakat
Mengadakan permainan edukatif berkelompok yang diakhiri dengan sesi refleksi atas interaksi sesama murid yang telah dilakukan dan apa manfaatnya. Gunakan video, artikel, atau presentasi yang menjelaskan dampak positif dari bermasyarakat.
Menciptakan lingkungan yang mendukung, melibatkan murid untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan ruang kelas yang nyaman dan menyenangkan. Misalnya dengan memperbanyak interaksi positif sesama teman di luar kelas, dan membuat media kampanye ajakan dan manfaat bermasyarakat.
Melibatkan orang tua, menjalin komunikasi dengan orang tua. Misalnya dengan mengirim surat himbauan tentang informasi bermasyarakat, membagikan tips bermasyarakat untuk anak.
Gunakan lagu-lagu tentang Bermasyarakat, seperti lagu “Beda Tapi Satu” (http://bit.ly/lagubedatapisatu.)
Permainan Tradisional sebagai Sarana Interaksi Sosial Permainan tradisional seperti gobak sodor, engklek, bakiak balap, dan permainan lainnya yang sesuai dengan budaya daerah masing-masing dapat melatih kerja sama, meningkatkan komunikasi, dan menumbuhkan empati. Anak-anak dapat belajar berbagi peran dan mengikuti aturan bersama, menumbuhkan kebiasaan bermasyarakat sejak dini.
Beribadah di Tempat Ibadah
Beribadah di tempat ibadah membantu membiasakan in- teraksi, saling peduli, dan menghormati sesama. Hal ini juga mengajarkan empati, disiplin, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Peran Guru
Teladan
- Membiasakandiri untuk aktif
- Salingmenyapa kepada orang lain, berbagi, dan mem- bantu sesama.
- Terlibat langsung dalam kegiatan kerja bakti dan kegiatan sosial lainnya.
Pembimbing
- Melibatkanmurid dalam kegiatan
- Melibatkan murid dalam kegiatan pengelolaan ling-
- Mengajak murid untuk berdiskusi tentang isu-isusosial yang sedang berkembang.
- Mengajarkanmurid untuk saling berbagi dan tolong-
- Mengajakmurid untuk ikut kegiatan kerja bakti di se-
- Mengajak murid untuk belajar bersosialisasi dengan berbagai kalangan di masyarakat.
- Mengajarkan tata krama dan etika bersosialisasi di masyarakat melalui permainan peran sederhana di
- Mengajarkan budaya mengantri, mengetahui dan menghormati hak orang lain.
Motivator
- Memotivasi murid untuk melakukan pertemanan
- Memotivasi murid untuk terlibat dalam organisasi atau menjadi anggota kelompok kegiatan sekolah lainnya.
- Memberikan apresiasi bagi murid ketika membantu
Evaluator
- Berkolaborasi dengan orang tua/wali tentang upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kebiasaan
bermasyarakat.
- Menandatangani formulir pemantauan yang telah diisi oleh orang tua/wali.
6. Peran Satuan Pendidikan
Menetapkan Kebijakan
- Membuat program mentoring agar murid saling membantu dalam hal akademik maupun sosial.
- Membersihkan lingkungan sekolah dengan mem- bentukkelompok lintas kelas dan berbagi tugas sesuai usia dan kemampuan murid secara berkala.
- Mengembangkan dan menerapkan sistem peng- hargaan bagi murid yang telah menerapkan kebiasaan
- Bekerja sama dengan orang tua/wali untuk turut aktif membimbing dan memantau penerapan kebiasaan bermasyarakat di lingkungan rumah.
Edukasi dan Sosialisasi
- Mengundang narasumber dari unsur guru, orang tua, alumni,atau pakar untuk menjelaskan tentang manfaat dan cara menerapkan kebiasaan bermasyarakat ke- pada orang tua/wali, murid, dan warga sekolah.
- Membuat media publikasi lainnya tentang kebiasaan bermasyarakat yang disebarluaskan melalui media sosial atau di sekitar lingkungan satuan pendidikan.
- Mengadakan kelas inspirasi untuk memberikan pe- mahaman awal kepada murid tentang berbagai pe- ran dalam masyarakat dengan mengundang orang tua/wali, alumni, warga sekitar sekolah, atau tokoh masyarakat untuk bercerita tentang profesi atau
Tidur Cepat
DeṪnisi
- Kebiasaantidur tepat waktu dan tidak larut
- Disesuaikan dengan kebutuhanideal waktu tidur anak.
Manfaat Tidur Cepat
- Menjaga organ tubuh pulih dan berfungsi
- Memulihkanmental dan
- MenjagaKkeseimbangan antara aktivitas dan ketenangan.
- Meningkatkan
Cara Penerapan Kebiasaan Tidur Cepat
- JadwalTidur Konsisten: Tidur pada waktu yang sama setiap hari.
- RutinitasMalam yang Tenang: Menghindari perangkat elektronik sebelum tidur.
- LingkunganTidur Nyaman: Kamar gelap, sejuk, dan
- PolaMakan dan Olahraga Sehat: Hindari kafein dan olahraga sebelum tidur.
- Gunakan Lagu: Mendengarkanlagu yang menenangkan sebelum tidur.
Pentingnya Kebiasaan Tidur Cepat
- Mendapatkantidur yang cukup dan
- Membanturegenerasi dan pemulihan tubuh serta
- Meningkatkan semangatuntuk belajar dan bermain.
- MeningkatkanKonsentrasi dan
- MenjagaStabilitas
- Teladan: Menerapkan kebiasaan tidur cepat
- Pembimbing: Memberikan edukasi tentang pentingnya tidur cepat.
- Motivator: Mendorong murid agar tidak kelelahan dan menerapkan sistem
- Evaluator: Berkolaborasi dengan orang tua dalam pemantauan.
- Kebijakan: Menerapkan sistem penghargaan danbekerja sama dengan orang tua.
- Edukasi dan Sosialisasi: Mengundang narasumber danmenyebarkan informasi melalui media
Tidur cepat merupakan kebiasaan tidur tepat waktu secara teratur dan tidak larut malam, yang disesuaikan dengan kebutuhan ideal waktu tidur anak, agar dapat bangun pagi.
Kebiasaan tidur cepat di awal waktu akan membantu anak men- dapatkan durasi tidur yang cukup dan berkualitas serta membantu tubuh dan otak melakukan regenerasi dan pemulihan, sehingga anak merasa segar, bersemangat, dan siap untuk belajar serta bermain keesokan harinya.
Selain itu murid yang kurang tidur cenderung lebih mudah marah dan mengalami masalah dalam berinteraksi dengan orang lain. Tidur yang cukup dapat membantu mengurangi konflik sosial.
Menjaga Organ Tubuh Pulih dan Berfungsi Optimal. Tubuh sebagai anugerah Tuhan harus dijaga dengan mem- beri waktu istirahat bagi tubuh dan pikiran untuk pulih dan berfungsi secara optimal.
Memulihkan Mental dan Emosional. Tidur cepat sebagai
sarana untuk mengurangi stres, menenangkan pikiran, dan menjaga kesehatan jiwa. Ini memungkinkan kita men- ghadapi tantangan hidup dengan lebih baik dan menjaga keseimbangan emosi.
Menjaga Keseimbangan antara Aktivitas dan Ketenangan. Tidur cepat memberikan waktu untuk memulihkan tubuh dan pikiran, serta memberikan kesempatan un- tuk menciptakan keharmonisan antara aktivitas dan ke- tenangan, sehingga kita tetap sehat dan produktif.
Meningkatkan Produktivitas. Tidur cepat memberikan ruang bagi otak untuk berpikir lebih jernih dan kreatif. Produktivitas tidak selalu diperoleh melalui kerja keras tanpa henti, melainkan melalui siklus kerja dan istirahat yang seimbang. Setelah istirahat yang cukup, seseorang biasanya menjadi lebih produktif, memiliki ide-ide segar, dan dapat menyelesaikan masalah dengan lebih baik.
4. Cara Penerapan Kebiasaan Tidur Cepat
Membiasakan diri untuk tidur cepat membutuhkan disiplin dan perubahan gaya hidup. Berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan, antara lain:
Membuat Jadwal Tidur yang Konsisten, tentukan waktu tidur yang konsisten bahkan di akhir pekan. Serta menjadikan tidur sebagai prioritas utama. Hindari me- nunda-nunda waktu tidur untuk kegiatan lain yang kurang penting.
Menciptakan Rutinitas Malam yang Menenangkan, dengan mematikan semua perangkat elektronik (ponsel, tablet, komputer, TV) setidaknya satu jam sebelum tidur. Selain itu bisa juga dengan membaca buku (fisik, bukan digital) untuk membantu menenangkan pikiran dan mempersiapkan tubuh untuk tidur.
Menciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman, dengan memastikan kamar tidur gelap, tenang, dan sejuk.
Mengatur Pola Makan dan Minum, menghindari minuman atau makanan yang mengandung kafein atau gula di sore hari, karena dapat mengganggu tidur.
Berolahraga Secara Teratur, dapat membantu meningkat- kan kualitas tidur. Namun, hindari berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur.
Gunakan lagu-lagu tentang Tidur Cepat, seperti lagu “Istirahat” (http://bit.ly/laguistirahat.)
5. Peran Guru
Teladan
Membiasakan diri untuk tidur cepat.
Pembimbing
- Memberikan pengetahuan tentang pentingnya tidur cepat dan cukup untuk perkembangan fisik, mental, dan emosional murid.
- Menjelaskan pentingnya tidur cepat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh serta pikiran lewat cerita, lagu, atau permainan.
- Mengajarkanpentingnya tidur cepat dikaitkan dalam materi pembelajaran.
- Mengajakmurid untuk berdiskusi mengenai bagaimana cara mengatur waktu dengan bijak dan pembatasan waktu dalam penggunaan gawai agar tubuh dapat istirahat secara optimal.
Motivator
- Memotivasi untuk tidak terlalu membebani diri dengan tugas yang berlebihan dan mendorong murid untuk mengambil waktu istirahat jika merasa jenuh atau
- Mengembangkan dan menerapkan sistem peng- hargaan bagi murid yang telah menerapkan kebiasaan tidur cepat.
Evaluator
- Menandatangani formulir pemantauan yang telah diisi orang tua/wali.
- Berkolaborasi dengan orang tua/wali untuk ber- diskusi tentang upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kebiasaan tidur cepat.
6. Peran Satuan Pendidikan
Menetapkan Kebijakan
- Mengembangkan dan menerapkan sistem peng- hargaan bagi murid yang telah menerapkan kebiasaan tidur cepat.
- Bekerjasama dengan orang tua/wali untuk turut aktif membimbing dan memantau penerapan kebiasaan tidur cepat di rumah.
Edukasi dan Sosialisasi
- Mengundangnarasumber dari unsur guru, orang tua, alumni, atau pakar untuk menjelaskan tentang manfaat dan cara menerapkan kebiasaan tidur cepat kepada orang tua/wali, murid, dan warga sekolah.
- Membuat media publikasi tentang manfaat kebiasaan tidur cepat yang disebarluaskan melalui media sosialdi sekitar lingkungan satuan pendidikan.
- Prinsip 3S
Orang tua/wali perlu menerapkan prinsip 3S di rumah agar anak tidak memperoleh dampak negatif ketika menggunakan gadget. Prinsip 3S adalah Screen Time (waktu penggunaan layar), Screen Break (jeda penggunaan layar), dan Screen Zone (zona penggunaan layar).
Screen Time. Mengajarkan anak untuk mengatur jadwal waktu penggunaan gadget dengan batasan waktu tertentu.
Screen Break. Melakukan jeda ketika anak beraktivitas dengan gadget, untuk bermain, berinteraksi, atau bersosialisasi.
Screen Zone. Menetapkan wilayah bebas gadget di 3 (tiga) ruangan di rumah, yakni: ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi.
Mengajarkan anak untuk mengatur jadwal screen time dengan batasan waktu tertentu.
Tetapkan wilayah bebas gadget di 3 ruangan rumah: ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi.
Lakukan jeda ketika anak beraktivitas dengan gadget, untuk bermain, berinteraksi, atau bersosialisasi.
Waktu penggunaan layar (screen time) diantaranya TV, laptop, tablet, dan ponsel untuk anak di bawah 2 tahun adalah 0 (nol) jam atau tidak diperbolehkan sama sekali, untuk anak usia 2-5 tahun adalah 1 jam per hari, di atas usia anak 6 tahun ke atas tidak melebihi 2-3 jam per hari dengan konten edukatif dan bimbingan orang tua (WHO, IDAI, Kemenkes).
- IsiPiringku
Isi Piringku merupakan pedoman yang disusun oleh Kementerian Kesehatan mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Dalam satu piring setiap kali makan, setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk. Selain itu, Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi 8 gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah makan. (Isi Piringku: Pedoman Makan Kekinian Orang Indonesia).
- DaftarMateri Edukasi Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id gerakan7kebiasaan
- AlbumLagu Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia (https://bit.ly/album7kaih)
- VideoSenam Anak Indonesia Hebat (http://bit.ly/senamAIH)
- VideoEdukasiKebiasaan Anak Indonesia Hebat
(https://bit.ly/edukasi-7kaih)
- KebutuhanIdeal Waktu Tidur
Kebiasaan tidur cepat ini dipengaruhi waktu ideal yang dibutuhkan anak. Jika merujuk pada “Kebutuhan Tidur Sesuai Usia” dari Kementerian Kesehatan https://p2ptm. kemkes.go.id/infograpic-p2ptm, waktu tidur yang ideal berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut.
Kebutuhan Tidur SeSuai USia
0-1 Bulan
1-18 Bulan
2-6 Tahun
18 Jam 12-14 Jam 11-13 Jam
Bayi yang usianya baru mencapai 2 bulan, umumnya membutuhkan tidur 14-18 jam setiap hari.
Pada usia ini, bayi membutuhkan waktu tidur 12-14 jam setiap hari termasuk tidur siang. Tidur cukup akan membuat tubuh dan otak bayi berkembang baik dan normal.
Kebutuhan tidur yang sehat di usia anak menjelang masuk sekolah ini, mereka membutuhkan waktu untuk istirahat tidur 11-13 jam, termasuk tidur siang. Menurut penelitian, anak usia di bawah enam tahun yang kurang tidur, akan cenderung obesitas di kemudian hari.
6-12 Tahun 12-18 Tahun 18 Tahun ke flAS
10 Jam 8-9 Jam
7-8 Jam
Anak usia ini membutuhkan waktu tidur 10 jam. Menurut penelitian, anak yang tidak memiliki waktu istirahat yang cukup, dapat menyebabkan mereka menjadi hiperaktif, tidak konsentrasi belajar, dan memiliki masalah pada perilaku di sekolah.
Menjelang remaja, kebutuhan tidur yang sehat adalah 8-9 jam. Studi menunjukkan bahwa remaja yang kurang tidur, lebih rentan terkena depresi, tidak fokus dan punya nilai
sekolah yang buruk.
Orang Dewasa membutuhkan waktu tidur 7 – 8 jam setiap hari. Para dokter menyarankan bagi mereka yang ingin hidup sehat untuk mener- apkan aturan ini pada kehidupannya. LanSia 6-7 Jam
Kebutuhan tidur terus menurun, cukup 7 jam per hari. Demikian juga jika telah mencapai lansia yaitu 60 tahun ke atas, kebutuhan tidur cukup 6 jam per hari.
Sumber:
Promkes
https://p2ptm.kemkes.go.id/infograpic-p2ptm/obesitas/kebutuhan-tidur-sesuai-usia
Tips agar Tidur Lebih Berkualitas
Dalam bukunya, Why We Sleep, Matthew Walker, menunjukkan berbagai akibat buruk dari kurangnya tidur, mulai dari menurunnya imunitas hingga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Ia memberikan beberapa saran agar kita dapat tidur dengan lebih berkualitas.
Turunkan suhu kamar bila memungkinkan. Tubuh kita menangkap penurunan suhu sebagai sinyal untuk tidur.
Cahaya, terutama sinar biru, merupakan sinyal bagi sistem tubuh terhadap siang hari.
Gunakan lampu tidur bohlam alih-alih LED.
Hindari menggunakan layar sebelum tidur. Layar gawai kita terdiri dari lampu LED yang mengeluarkan banyak spektrum warna biru.
Hindari minum minuman berkafein pada sore atau malam hari. Pengaruh kafein dalam tubuh akan menetap hingga 5-7 jam setelah diminum.
Minimalkan penggunaan obat tidur. Obat tidur akan menurunkan kualitas tidur alami, merusak kesehatan, dan meningkatkan risiko terkena penyakit.
DOWNLOAD : Panduan Penerapan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, silahkan KLIK DISINI!